Selasa, 26 Mei 2009

HADITS TARBAWY

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR SEBAGAI MISI UTAMA PENDIDIKAN

by ajo

A.TINJAUAN HADITS

مُرُوا بِالمَعْرُوفِ وَانْهَوْاعَنِ الْمُنْكَِرمِنْ قَبْلِ اَنْ تَدْعُوْنِيْ فَلا اُجِيْبُ لَكُمْ وَتَسْاَلُونِي فَلا اُعْطيْكُمْ وَتَسْتَنْصِيْرُونِي فَلا اَنْصُرُكُمْ (رواه الديلمي)

“ajaklah (manusia) berbuat kebajikan dan cegahlah dari berbuat kemungkaran sebelum tiba sa’atnya dimana kalian berdu’a kepada-Ku, tapi Aku tidak mengabulkan du’a kalian. Kalian meminta sesuatu kepada-Ku , tapi Aku tidak akan memberinya , dan ikalian meminta pertolongan kepada-Ku , tapi Aku tidak akan menolong kalian ( Hadits Qudsi riwayat dailami yang bersumber dari ‘Aisyah r.a)

B.PENJELASAN HADITS

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan amar ma'ruf adalah menyuruh berbuat baik, dan nahi munkar adalah melarang berbuat jahat. Dan merupakan syiar agama yang utama dan tugas kaum muslimin yang besar. Allah SWT. telah memerintahkan kita agar berbuat baik dan melarang kita dari bebruat jahat di dalam kitab-Nya yang mulia, dan atas lisan Nabi-Nya seraya mengajarkan kita agar memberikan perhatian terhadapnya dan mengancam kita apabila mengabaikan tugas besar yang mulia.

Oleh karena itu, al-Qur'an dan as-Sunnah menegaskan pentingnya melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dengan gambaran yang sangat mudah dan tidak rumit.

Dalam hadits Qudsi diatas Allah swt , memerintahkan kepada kita untuk berbuat kebajikan dan melarang melakukan kemungkatan. Diperingatkan oleh Allah swt, agar dilaksanakan dari sekarang sebelum datang suatu masa dimana maksiat dan kemungkaran itu dilakukan oleh orang seenaknya dan semaunya, disaat itu tak ada orang yang berani menegur dan melarang, sehingga sebagai imbalanya beruntun bala bencana dan ujian yang bertubi-tubi dari Allah swt, pada saat-saat semacam itu tidaklah berguna do’a , tidak bermanfaatlah permintaan kepada Allah dan tidak akan berhasillah permohonan bantuan kepada Allah, karena tidak akan di dengar lagi, tidak akan diperhatikan lagi dan tidak akan dipedulikan lagi.

Pada hadits tersebut terdapat isyarat agar setiap kejahatan dan kemaksiatan dalam masyarakat haruslah dicegah dan dirobah disaat kejahatan itu baru tumbuh. Kalau tidak diadakan pencegahan, akan menjalar menjadi penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kehancuran, bahkan akan menimpa orang-orang yang tidak turut berbuat jahat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran : 104 :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”

Dalam ayat di atas terdapat penjelasan tentang wajibnya mengajak manusia menuju kebaikan, memerintahkan mereka untuk berbuat baik dan mencegahnya dari perbuatan munkar. Kemudian, pada ayat itu pun dinyatakan "Dan merekalah orang-orang yang beruntung", menunjukkan bahwa keberuntungan itu hanya untuk mereka yang melaksanakan tugas mengajak manusia kepada kebaikan, memerintahkan berbuat ma'ruf dan mencegahnya dari perbautan munkar (jelek).

Dan perlu diketahui juga, bahwa menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat (amar ma'ruf nahi munkar) adalah fardhu kifayah. Apabila sebagian kaum muslimin telah menjalankan tugas ini, maka gugurlah dosa sebagian yang lain orang yang menjalankan tugas itu akan memperoleh pahala yang besar dari llah SWT. tetapi, jika seluruh kaum muslimin mengabaikan tugas ini, maka dosanya akan menimpa setiap orang yang mengetahui hukum-hukumnya, manakala kemungkaran terjadi di depan matanya, sedang ia tidak merubahnya dengan tangan atau lisannya, padahal ia mampu melakukannya.

Akan tetapi, jika ajakannya itu belum sampai kepada semua orang yang menjadi sasarannya, setiap orang yang mengetahuinya harus melaksanakan kefardhuan itu, sehingga yang lain tidak dikenai hukum fardhu.

Sabda Rasulullah SAW.

"Jika manusia melihat kemungkaran tetapi tidak mengubahnya, hampir saja Allah SWT, meratakan mereka (untuk) memberikan siksa-Nya". (HR. Ash-Hab Sunan, Imam Tirmidzi, berkata, ini hadits Hasan Sahih)

Amar mar’ruf nahi munkar itu adalah suatu perjuangan yang menghendaki kekuatan hati dan keteguhan pendirian, karena pada umumnya pekerjaan ini menghadapi resiko yang bahaya terutama jika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang merupakan “tembok” tebal.

Tetapi walaupun tugas itu sangat berbahaya namun sangat mulia dihadapan Allah dan memiliki nilai pahala yang sangat besar dan tak akan pernah putus. Sabda Rasulullah saw:

وَعَنْهُ اَيْضًا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَنَّ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قََالَ: مَنْ دَعَااِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْاَجْرِ مِثْلُ اُجُوْرِمَنْ تَبِعَهُ لايَنْصُرُ ذلِكَ مِنْ اُجُوْ رِهِمْ شَيْاءً (رواه مسلم)

Abu hurairoh r.a berkata: Rosulullah s.a.w bersabda: siapa yang mengajak orang kepada suatu jalan yang baik, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala pengikutnya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sendiri ( HR.muslim)

C. PELAKSANAAN TINGKATAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Untuk melaksanakan kewajiban amar ma'ruf nabi munkar terdapat beberapa tingkatan:

  1. Pengenalan

Setiap mubaligh harus mengenalkan dan memberitahukan mengenai hukum Islam yang dilanggar oleh seseorang yang melakukan kesalahan dan menjelaskan hukuman Allah terhadap orang yang melakukan kemungkaran, serta kewajibannya yang harus dilakukan dengan cara lemah lembut.

  1. Menasehati

Jika ada yang melakukan kemungkinan tetapi sebenarnya dia mengetahui bahwa itu perbuatan tercela atau mungkar, orang seperti harus diberi nasehat, dan ditakut-takuti dengan atau oleh siksaan Alah SWT. Akan tetapi pemberi nasehat harus waspada, jangan tersirat bahwa orang yang menjadi sasarannya, itu akan merasa dihina atau direndahkan.

  1. Mencela dengan kata-kata kasar

Langkah ini mungkin dilakukan ketika dia tidak dapat mencegah kemungkaran dengan cara lemah lembut dan tantangan sedang menghadangnya.
Misalnya orang berani berbuat jahat dihadapannya atau langsung memperolok-oloknya.

  1. Mengubah dengan tangan (kekuasaan)

Hal ini dapat dipergunakan untuk hal-hal, misalnya memecahkan alat kemungkaran (merobek kartu judi), menumpahkan minuman keras, memecahkan patung-patung, mengeluarkan orang yang duduk di malam masjid sedangkan dia mempunyai hadas. Akan tetapi tahapan ini tidak dapat langsung dilakukan, karena jika langsung dilakukan yang ada justru akan menimbulkan akibat yang lebih buruk lagi.

Rasulullah SAW bersabda:


"Dari Abu Said al Khudri r.a. dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, siapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangan (kekuasaannya), jika tidak mampu, maka dengan lisannya, jika tidak mampu juga, ubahlah dengan hatinya (diam saja), tetapi mengubah dengan hati (diam) itu merupakan iman yang paling lemah". (HR. Imam Muslim dan Tirmidzi serta yang lain).

Hadits di atas menjelaskan bahwa apabila suatu kemungkaran terjadi di depan mata, maka mula-mula hendaknya menunjukkan kesalahan itu dan melarangnya dengan sikap lemah lembut, kata-kata yang baik dan mengingatkan tentang hukum-hukumnya. Jika tidak berhasil, maka hendaklah kita mengingatkannya dengan berbuat nasehat, khususnya terhadap ancaman Allah bagi pelaku maksiat, mengingatkan dengan kata-kata yang keras, jika cara ini tidak berhasil pula, maka gunakanlah cara kekerasan dengan tangan dan kekuasaan untuk merubah kemungkaran itu dan meluruskannya.

D. NILAI-NILAI TARBAWY.

Dari hadits-hadits diatas , yakni tentang amar ma’ruf nahi mungkar adalah tujuan utama pendidikan memiliki nilai tarbawy sebgai berikut

  1. Bagi Pendidik

Seorang pendidik (guru) memiliki kewajiban untuk menanamkan niali-nilai islam ataupun akhlak mulia pada peserta didik sehingga peserta didik bisa melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan yang diharapkan (tujuan pendidikan ) baik itu untuk dirinya sendiri (peserta didik) ataupun lingkungannya. Disamping itu juga pendidik harus bisa mendorongan peserta didik untuk mempergunakan waktu di dalam hal-hal yang mendatangkan manfaat bagi seorang hamba di dunia dan akhirat, Memberikan nasehat pada peserta didik untuk menjauhi perkara-perkara yang tidak ada artinya, serta menyibukkan diri dengan hal-hal yang mulia, Dan Mendorongan peserta didik untuk menundukkan diri sendiri dan meluruskannya, dengan cara menjauhkannya dari hal-hal yang bisa mencorengkan noda di atasnya, berupa tingkah laku yang rendah dan hina.

Dengan harapan (sipendidik)semata-mata untuk mencari Ridho Allah SWT.

Sabda Rasulullah saw:

وَعَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : اِذَامَاتَ ابْنُ آدَ مَ اَنْقَطَعَ عَمَلًهُ اِلَّا مِنْ ثَلَا ثَ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ,اَوْعِلْمٍ يَنْتَفَعُ بِهِ, اَوْوَلَدٍ صَاِلحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه مسلم)

Abu hurairoh r.a berkata: Rosulullah s.a.w bersabda: jika mati seorang anak adam (manusia) maka terputuslah amal usahanya sendiri kecuali tiga : sedekah yang berjalan terus, ilmu yang bermanfaat. Anak yang saleh yang selalu mendoakan kepadanya. (HR.Muslim)

  1. Bagi Peserta Didik

Peserta didik bisa memahami dan bisa melaksanakan apa yang telah diajarkan oleh si pendidik (guru) yaitu bisa melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar baik itu bagi dirinya sendiri , lingkungan maupun keluarga. Dengan hal ini maka peseta didik terhindar dari hal-hal yang buruk yang bisa mencelakakan dirinya sendiri ( bisa menjaukan diri dari apa yang telah dilarang oleh Allah swt)

E. KESIMPULAN.

Bahwa yang dimaksud dengan amar ma'ruf nahi munkar adalah menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat dan ini merupakan syiar agama yang utama dan tugas kaum muslimin yang sangat besar. Dalam hal ini cara yang paling efektif dalam menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar yaitu dengan jalan pendidikan. Oleh sebab itu tujuan yang paling utama dalam pendidikan adalah amar ma’ruf nahi munkar.

DAFTAR PUSTAKA

- Bahreisj Salim.1987 . Terjemah Riadhus Shalihin Jilid 2. Bandung :PT al ma’arif Bandung.

- Usman Ali dkk.1993 . Hadits Qudsi .Bandung : CV.Diponegoro Bandung

- www.haditsamarma’rufnahimunkar.// Blog-e Fateh.mhtml.com tanggal 29 april 2009 pukul 10.00 WIB.

- www.pendidikanislam.com tanggal 01 mei 2009 pukul 01.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar