Selasa, 26 Mei 2009

tugas observasi

tugas sosiologi pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Populasi ecenggondok/bengok(cirebon) di di sepanjang aliran sungai desa dukuhh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon pada tahun 2000 sangatlah banyak sehingga organisme ataupun ikan yang hidup di sungai tersebut sangat banyak dan bisa di ambil sebagai hasil tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup warga sekitar. Tapi pada tahun 2002 populasi eceng gondok di sepanjang aliran sungai tersebut hilang dan hanya sebagian saja yang masih tersisa. Sehingga ketidak seimbangan ekosistempun terjadi di sepanjang aliran sungai tersebut, disungai tersebut yang dulunya banyak hidup ikan-ikan yang dapat dimanfaatkan tapi sekarang sudah tidak banyak lagi karna tumbuhan air/ecenggondok/ bengok(cirebon) ini merupakan habitat atau tempat berlindungnya populasi ikan yang ada sepanajang sungai tersebut, selain merupakan habitatnya eceng gondok juga merupakan sumber makanan (produsen) bagi populasi-populasi organisme disekitar sungai tersebut.
Seharusnya perlu adanya sosialisasi pentingnya keseimbangan ekosistem perairan untuk kelangsungan hidup baik masyarakat sekitr aliran sungai maupun organisme yang ada disungai tersebut. Contohnya: mengadakan sosialisasi tentang reboisasi tanaman ecenggondok/bengok(cirebon) (semacam budidaya tanaman air tersebut baik untuk kelangsungan hidup orang banyak maupun organisme disekitarnya).sehingga akan terjadi keseimbangan ekosistem disepanjang aliran sungai desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon.

B. Rumusan Masalah
Ketidak seimbangan lingkungan (ekosistem air sungai) di sepanjang aliran sungai desa dukuhh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon, menggugah kelompok kami untuk melakukan observsi :
Kenapa ketidak seimbangan ekosistem ini bisa terjadi?



C. Tujuan

 Untuk mengetahui kenapa tanaman air di sepanjang aliran sungai desa dukuh berkurang .
 Untuk mengetahui evolusi (evolusi pendidikan) yang terjadi di desa dukuh.
 Untuk mengetahu paradigma sosial pendidikan di desa dukuh.

BAB II
PEMBAHASAN

A.STRUKTUR
Berawal dari melimpahnya tumbuhan air (eceng gondok) yang sangat melimpah disepanjang aliran sungai desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon, masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon berinisiatif tumbuhan tersebut dibuat sebagai kerajinan tangan yang bernilai ekonomis yang tinggi , sebagai bahan dasar meja kursi anyaman yang bernilai ekspor.
Langkah-langkah/proses pembuatan bahan dasar mejakursi anyaman dari eceng gondok ini adalah sebagai berikut:
1. Mengambil tanaman eceng gondok dari sungai yang kira-kira tanaman tersebut yang panjangnya sudah mencapai 30-40 cm kemudian dipotong ujung-ujungnya( daun dan akar diambil batangnya saja).
2. Menjemur ecenggondok/bengok(cirebon) tersebut sampai kering.
3. Setelah kering barulah ecenggondok/bengok(cirebon) tersebut dianyam (dikepang/dikelabang) sesuai pesanan besar atau kecil. Sampai panjangnya beberapa meter biasanya dikira-kira kalau beratnya sudah mencapai 1kg/2kg.
4. Kemudian dirapikan untuk dikirim kepabrik-pabrik rotan dicirebon untuk proses lebih lanjut untuk dijadikan anyaman mejakursi.
Itulah langkah-langkah pembutan bahan dasar anyaman mejakursi dari tanaman ecenggondok/bengok(cirebon) , sebagai kerajinan tangan masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon (hasil wawancara dengan bapak Tarsana penduduk desa dukuh Rt 01/06 dusun 3 )
B.DINAMIKA
Melimpahnya tumbuhan air eceng gondok yang ada disepanjang aliran sungai desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon tersebut menggugah masyarakat desa dukuh, untuk dijadikan kerajinan tangan bahan dasar mejakursi anyaman, sebagai hasil tambahan bahkan sebagai mata pencaharian atau rutinitas pekerjaan masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon. Melihat nilai jual yang tinggi dan bahan dasar yang melimpah masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon inibisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang dulu tidak mempunyai pekerjaan tetap, tapi sekatrang mereka sudam memiliki pekerjaan sudah jadi pekerjaan rutinitas sehari-hari yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, karena setiap anyaman ecenggondok/ bengok(cirebon) yang bobotnya 1 kg (kira-kira kalau panjang sekitar 20-30 meter ) dihargai 6-7 ribu kalau bahan mentahnya (ecenggondok/bengok(cirebon) yang belum dianyam dari sendiri) tapi kalau hanya sebagai pekerja hanya dihargai per kg Rp 3000.rata-rata masyarakat perhari bisa menghasilkan 2-3 kg/hari bahkan ada juga yang bisa mencapai 4 kg/hari.
Dari hasil pekerjaan tersebut masyarakat juga bisa menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi sebagai contoh keluarga bapak tarsana ibu murkini yang mempunyai anak 5 yaitu 2 perempuan 3 laki-laki dengan jenjang pendidika sebagai berikut:
No Keluarga bapak tarsana pendidikan keterangan
1 Bapak tarsana SD Tamat
2 Ibu murkini SD Tamat
3 Dati SD Tamat (kawin)
4 Subandi SLTP Tamat
5 Herman SLTP Masih kelas 2
6 Asep SLTP Masih kelas 1
7 Sumarni SD Masih kelas 5
Dengan pekerjaan ini keluarga bapak tarsana bisa memenuhi kebutuhan ketiga anaknya yang masih sekolah sedangkan subandi yang sudah tamat SLTP 2 tahun yang lalu tidak melanjutkan ke SLTA dengan alasan dengan alasan “enak mencari duit” padahal bapak tarsana selaku orang tua menganjurkan untuk lanjut tapi anaknya tidak mau. Mungkin itu sisi negatif dari adanya pekerjaan kerajinan tangan ini. Disini diperlukan peranan orang tua, sebagai orang tua harus terus menasehati dan memberikan dorongan untuk sekolah dan menjelaskan betapa pentingnya pendidikan.

C.INSTITUSI
Berawal dari pabrik rotan yang sejak krisis moneter mengalami penurunan yang sangat drastis, selain itu produk anyaman rotan yang diekspor sudah kalah saing oleh produk-produk anyaman yang terbuat dari plastik yang diproduksi oleh negara-negara lain seperti jepang, cina, dll.
Oleh karena itu pemilik pabrik rotan berfikir keras untuk membuat produk baru, yang belum ada di pasaran, yaitu membuat anyaman mejakursi dari bahan ecenggondok/ bengok(cirebon), para produsen anyaman mejakursi mensosialisasikan tentang idenya ini kepada masyarakat untuk membuat anyaman /kepaangan ecenggondok/bengok(cirebon) untuk dijadikan bahan dasar anyaman mejakursi, para produsen membeli dari anyaman masyarakat , setiap 1 kg anyaman/kepangan ecenggondok/bengok(cirebon) dihargai Rp.7000, dari para tengkulak/bandar yang ada di desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon tsb.

D.INTERAKSI.
Dari sosialisasi sampai terjadi proses, interaksi terjadi interaksi baik antara para pemilik pabrik dengan masyarakat atau tengkulak/bandar dengan masyarakat pekerja atau masyarakat pekerja denganmasyarakat pekerja lainnya. Karna biasanya para tengkulak menyediakan bahan dasarnya (ecenggondok/bengok(cirebon) kering) untuk dianyak/ dikepang , masyarakat yang bekerja mengambil bahan dasarnya dari tengkulak untuk dianyak kemudian kalau sudah jadi dikembalikan lagi ketengkulak dihargai( dikasih upah) Rp. 3000 atau 2500/kg , adapula yang memiliki inisiatif sendiri untuk mencari bahannya sendiri yang ada disepanjang aliran sungai desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon, yaitu mengambili ecenggondok/bengok(cirebon) tersebut untuk dikeringkan dan dijadikan anyaman/kepangan untuk dijual kepara tengkulak sehingga harganya bisa tinggi karna bahannya dari sendiri, harganya bisa mencapai Rp.6000 atau 6500 /kg.

E.EVOLUSI
Perubahan masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon ini sangatlah baik dan cepat. Yang dulunya masyarakat ini tergolong masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau bisa dibilang masyarakkat yang terbelakang, yang dulunya mayoritas masyarakat ini bekerja sebagai pekerja serabutan yang penghasilan setiap harinya tidak jelas dan kurang untuk memenuhi kebutuhanhidupnya, tetapi sekarang dengan adanya kerajinan tangan yang terbuat dari tanaman air ecenggondok/bengok(cirebon) ini masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon bisa maju dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, dan sudah memiliki pekerjaan tetap yaitu menganyam ecenggodok, dengan adanya kerajinan tangan ini banyak kendraan-kendaraan dari perusahaan-periusahaan produksi anyaman mejakursi untuk mengambil bahan dasarnya yaitu anyaman ecenggodok tersebut. Sehingga jalan-jalan utama yang dulunya rusak dan tidak layak digunakan (sering becek) sekarang sudah diperbaiki(diaspal) dan diperlebar, didesa ini mayoritas masyarakatnya bekerja semua tidak ada yang menganggur.
Perkembangan dibidang pendidikan didesa ini sangatlah baik, yang awalnya banyak anak-anak yang putus sekolah dengan alasan biaya sekolah, sekarang sudah banyak anak-anak yang melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi, bahkan didesa Dukuh telah dibuka kejar paket C bagi remaja-remaja yang dulu tidak sempat melanjutkan sekolahnya, disini mereka bisa melanjutkannya dan mendapatkan ijazah setara dengan SLTA.

F.EKSEN
Dengan adanya sosialisasi/pemberitaan tentang pembuatan anyaman mejakursi yang terbuat dari anyaman/kepangan ecenggondok/bengok(cirebon) masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon ini bertindak memenfaatkan bahan baku (ecenggodok) yang ada disepanjang aliran sungai desa mereka untuk dijadikan bahan baku tersebut, dalam hal ini banyak pihak yang berperan diantaranya ada yang menjadi tengkulak /bandar, ada yang jadi pekerja penganyaman, dan ada juga yang sekaligus cari bahan baku sendiri dan menganyamnya sendiri untuk dijual kepara tengkulak, dengan harga yang lebih mahal karna bahannya dari sendiri.
Dari pendapatan ini masyarakat desa dukuh selain bisa memenuhi kebutuhan hidupnya mereka juga berinisiatif untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi. Bapak tarsana bilang “jangan seperti bapaknya hanya lulusan SD”

G.SOLIDERITAS
Solideritas yang dibanggun , berangkat dari persamaan nasib yang tidak mempunyai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya , masyarakat ini bersama-sama saling membantu baik dalam hal pekerjaan ataupun penyediaan bahan baku (ecenggondok/bengok(cirebon) yang belum dianyam),misalnya: ada sebagian masyarakat yang masih belum bekerja maka masyarakat ini dibantu untuk diberipekerjaan (menyediakan bahan baku untuk dianyam), tentunya diajaridulu sebelumnya, dengan nialai solideritsa dan tenggang rasa yang tinggi dimasyarakat ini, maka terjadi hubungan silaturahmi antar warga terwujud dengan baik.

H.ETOS DAN ETIKA.
Pandangan dari segi ekonomis ini sangatlah baik dan bisa dijadikan sebagai mata pencaharian yang bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat sekitar .tapi disisilai yaitu dipandang dari sisi lingkungan masih kurang baik karna masyarakat desa dukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon ini hanya mengeksploitasinya saja tanpa memperdulikan dampak lingkunga yang terjadi seperti kelangkaan populasi ikan disungai tersebut dikarnakan tempat bermain/habitatnya ataupun sumbermakanan ikan itu tidak tersedia disebabkan peneksploitasian tumbuhan air (ecenggondok/bengok (cirebon) ) oleh masyarakat secara besar-besaran untuk digunakan sebagai bahan dasar anyaman.
Seharusnya dalam hal ini harus ada reboisasi atau penghijauan kembali( budidaya ecenggondok/bengok (cirebon) ) guna kelangsungan produksi bahan daasr anyaman ecenggodok maupun kelangsungan organisme yang ada di sungai tersebut (ikan). Sehingga keseimbangan lingkungan akan terealisasi dengan baik.
Dipandang dari segi pendidikan kerajinan ini sangat baik selain bisa memenuhi kebutuhannya untuk sekolah kerajinan ini juga bisa melatih anak-anak untuk bisa mandiri dan bisa kreatif untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada didesanya.

I.KEBERSAMAAN
Hubungan silaturahmi yang sangat erat dan saling membantu didesa ini , dengan adanya pekerjaan ini masyarakat saling bergotong royong, tercermin pada saat bahan baku (ecenggondok/bengok(cirebon) yang sudah dikepang) akan dibawakepabrik-pabrik guna proses lebih lanjut untuk pembuatan mejakursi anyaman, masyarakat bergotongroyong menaikannya keatas truk pengangkut untuk dibawa kepabrik. Dan juga tergambar pada saat penganyaman karna biasanya masyarakat ini pada saat mengannyam mereka berkumpul disuatu tempat( rumah salah satu orang) untuk bersaa-ama menganyam sambil ngobrol-ngobrol dan sebagainya,.
Dalam hal penginformasian bahan baku (ecenggondok/bengok(cirebon) yang belum dianyam) juga mereka saling tukar informasi dibandarmana yang sedang banyak bahan baku, misalnya: dibandar A lagi banyak bahan baku maka salah satu masyarakat yang tau menginformasikannya pada tetanfganya (masyarakat lain) yang belum tau, bahkan bahan-bahan baku ini diantar kerumahnya (orang yang menganggur) untuk dianyam untuk memenuhi pesanan pabrik / produsen mejakursi anyaman.




BAB III
KESIMPULAN
Kerajinan tangan anyaman/kepangan ecengg ondok/bengok (cirebon) didesa ukuh kecamatan kapetakan kabupaten cirebon, hasil yang diperoleh dari kerajinan tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa dukuh juga bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai Ke jenjang yang lebih tinggi.






Sumber :

 Hasil wawancara dengan bapak Tarsana (pengrajin/penganyam ecenggondok) penduduk desa dukuh Rt 01/06 dusun 3 kecamatan kapetakan kabupaten cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar